BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan
merupakan awal munculnya beberapa bibit penyakit. Anak-anak dan lansia termasuk
kelompok paling rentan terkena penyakit karena sistem pertahanaya tidak seperti
orang dewasa. Jalan infeksi paling mudah ialah inhalasi ( terhirup ) sehingga
penyakit yang muncul meliputi : batuk, pilek, bersin,hingga sesak nafas
penyakit lain juga harus di waspadai yaitu kemungkinan penyebaran demam
berdarah dangue (DBD) dan diare.
(
Sri sutarni. 2008 : 62 )
Penyakit diare merupakan suatu masalah yang mendunia. Penyakit tersebut
jauh lebih banyak terdapat di negara berkembang dari pada di daerah maju.
Diantara banyak bentuk penyakit diare yang di hadapi oleh anak-anak berusia 5
tahun (khususnya yang rentan), efek kesehatan yang dapat dengan mudah diajukan
pertama yang berhubungan dengan angka kematian akibat diare dan mordibiditas.
Diare secara alami sering terjadi berulang kalidengan interval tidak tertentu
sehubungan dengan wabah penyakit.
( WHO.2009:47)
Diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi
serta nomor 5 bagi semua umur, dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
di Indonesia, diare menempati urutan ke 3 penyebab kematian bayi.
Banyak sekali faktor yang langsung
maupun tidak langsung yang dapat menjadi
faktor pendorong terjadinya
penyakit diare, diantaranya terdiri dari
faktor agent, penjamu, lingkungan dan perilaku individu sendiri. Faktor penjamu
yang menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap diare, diantaranya
tidak memberikan ASI selama 2
tahun, kurang gizi, penyakit campak, dan imun odefisiensi. Faktor lingkungan
yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih, kebersihan lingkungan,
dan pembuangan tinja, ketiga faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor
lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi
dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka
penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Depkes, 2005)
Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak
antara lain adalah menghambat proses tumbuh kembang anak yang pada akhirnya
dapat menurunkan kualitas hidup anak. Penyakit diare di masyarakat terutama di
Indonesia, lebih dikenal dengan istilah "Muntaber". Penyakit
ini mempunyai konotasi yang mengerikan serta menimbulkan kecemasan dan
kepanikan warga masyarakat, karena bila tidak segera diobati dalam waktu
singkat (± 48 jam) penderita akan meninggal (Info Sehat, 2009).
Di
Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka
kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu
balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB
(kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan
sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut,
terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku
hidup tidak sehat. Jumlah penderita diare tertinggi ada di daerah NTT yakni
2194 jiwa, sedangkan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebesar 196
jiwa. (Piogama, 2009).
Tabel 1.1
sepuluh
terbesar penyakit terbanyak dan CFR pada pasien rawat inap di Rumah sakit
seluruh Indonesia tahun 2010
No
|
Daftar Tabel Dasar (DTD)
|
Kasus
|
jumlah pasien keluar
|
meningggal
|
CTR %
|
|
laki-laki
|
Perempuan
|
|||||
1
|
Diare & gastron
teritis oleh penyebab infeksi tertentu
|
37.281
|
34.608
|
71.889
|
1.289
|
1.79
|
2
|
demam berdarah dengue
|
30.232
|
28.883
|
59.115
|
325
|
0.55
|
3
|
Demam tifoid dan
paratifoid
|
19.706
|
21.375
|
41.081
|
274
|
0.67
|
4
|
Penyakit kehamilan dan
persalinan lainnya
|
0
|
40.636
|
40.636
|
276
|
0.68
|
5
|
Dupepsia
|
9.594
|
15.122
|
24.716
|
166
|
0.67
|
6
|
Cedera YDT lainnya dan
daerah badan multipel
|
14.405
|
7.328
|
21.733
|
605
|
2.78
|
7
|
Hipertensi esensial
(primer)
|
8.423
|
11.451
|
19.874
|
955
|
4.81
|
8
|
Cedera Intrakanial
|
12.01
|
7.371
|
19.381
|
1.025
|
5.29
|
9
|
Infeksi saluran nafas
bagian atas akut lainnya
|
9.737
|
8.181
|
17.918
|
589
|
3.29
|
10
|
Paeumonia
|
9.34
|
7.971
|
17.311
|
1.315
|
7.6
|
Sumber : Dirjen Bina upaya
Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, 2010
Berdasarkan data diatas penyakit diare merupakan penyakit
terbesar. Apabila penyakit tersebut tidak mendapat penanganan dengan cepat dan
tepat maka dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi yang berujung pada kematian
Dengan memperhatikan dampak
yang di timbulkanya dari penyakit diare tersebut, maka menjadi ketertarikan penulis
untuk mencoba mendokumentasikan pemberian asuhan keperawatan ke dalam karya
tulis ilmiah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. B USIA TODDLER (2 TAHUN) DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN:
GEA DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI-BANDUNG JAWA
BARAT TAHUN 2012”.
B.
Tujuan
1.
Tujuan
umum
Untuk memperoleh
pengalaman secara langsung dalam pemberian asuhan keperawatan secara
kompherenship pada
“ASUHAN
KEPERAWATAN PADA AN. B USIA TODDLER
(2 TAHUN) DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: GEA DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI-BANDUNG JAWA
BARAT TAHUN 2012”.
2.
Tujuan
Khusus
penulis
dapat melaksanakan pemberian asuhan keperawatan melalui tahapan proses
keperawatan yaitu mampu :
a. Melakukan pengkajian pada Membuat
analisa data dan menentukan diagnose keperawatan pada Membuat rencana tindakan
keperawatan pada AN. B USIA TODDLER (2 TAHUN)
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: GEA DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI-BANDUNG JAWA
BARAT TAHUN 2012”
b. Mampu
melakukan tindakan atau implementasi asuhan keperawatan sesuai dengan rencana
yang di tetapkan pada AN. B USIA TODDLER (2 TAHUN)
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: GEA DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI-BANDUNG JAWA
BARAT TAHUN 2012”
c. Mampu
mengevaluasi hasil tindakan Asuhan keperawatan yang telah di laksanakan pada AN. B USIA TODDLER (2 TAHUN) DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN: GEA DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI-BANDUNG JAWA BARAT TAHUN 2012”
d. Melakukan pendokumentasian Asuhan
keperawatan pada AN. B USIA TODDLER (2 TAHUN) DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN: GEA DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI-BANDUNG JAWA BARAT TAHUN 2012”
e. Mengidentifikasikan kesenjangan antara pemberian asuhan
keperawatan diere dan pada pemberian asuhan keperawatan pada AN. B USIA TODDLER (2 TAHUN) DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: GEA DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI-BANDUNG JAWA
BARAT TAHUN 2012”
C. Metode penulisan
Metode yang
digunakan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif
yaitu salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran
lengkap mengenai etting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. (kamus
besar bahasa indonesia)
adapun teknik
pengumpulan data yang di gunakan meliputi sebagai berikut :
1.
Wawancara
Wawancara
adalah menanyakan atau tanya jawab yang berhubugan dengan masalah yang di hadapi klien dan merupakan
suatu komunikasi yang di rencanakan. Untuk itu kemampuan komunikasi pada keluarga
klien sangat di butuhkan dalam memperoleh data klien yang di perlukan
(Nursalam, 2001)
2.
Observasi
Observasi
adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan keperawatan klien (Nursalam, 2001)
3.
Pemeriksaan
fisik
Adalah
tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis
dalam pengumpulan data klien melalui inspeksi, palpasi, perkusi, dan aukultasi
(Nursalam, 2001)
4.
Studi
dokumentasi
Merupakan
metode yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis problem-solving,
dan riset lebihlanjut. (Nursalam, 2011 : 145)
5.
Studi
Pustaka
Suatu
usaha untuk memperoleh data dasar klien secara komprehensif yang dapat membantu
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
(Nursalam, 2001 : 25)
D.
Sistematika
penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari 4 BAB
yaitu:
Dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini penulis membagi dalam empat bab, yang terdiri dari :
Bab I
|
:
|
Pendahulan, terdiri dari: Latar
belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan teknik pengumpulan data dan
sistematika penulisan.
|
Bab II
|
:
|
Tinjauan teoritis yang berisi
tentang konsep dasar penyakit mencakup : pengertian, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, pengobatan, pencegahan
dan konsep asuhan keperawatan pada klien An. B. dengan gangguan
sistem pencernaan Gastro Enteritis Akut (GEA), dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan evaluasi.
|
Bab III
|
:
|
Tinjauan
kasus dan pembahasan, yaitu mencangkup : pelaksanaan asuhan keperawatan pada
An. B. dengan gangguan sistem pencernaan Gastro
Enteritis Akut (GEA), pembahasan terhadap kesenjangan antara teori dan khasus
pada stiap tahapan dari asuhan keperawatan yang di berikan.
|
Bab IV
|
:
|
Kesimpulan dan saran
|
DATAR PUSTAKA
EVALIASI
Perjalanan Makanan di Usus Besar
Faktor malabsorbsi
Faktor infeksi
psikologis
Absorpsi <
Melepas penetrasi menyerang stress
Enterotoksin ke usus halus mukosa epitel
dan kolon
tek. Osmotik Inflamentasi merusak vili stimulasi epitel
usus nekrosis usus simpatik
ke usus monofosfat
siklik
peregangan absorbs
<
dinding
usus tek. Osmotic iritasi sal.cerna
motilitas cairan intra ke
ekstra sel motilitas
usus
Diare
Nutrisi kurang dari kebutuhan
met. Anaerob asidosis metabolic
A.
Tinjauan Kasus
I. Pengkajian
Keterangan :
:
Laki-laki


: Menikah
tonus otot
: kanan
kiri
B .
Saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
KONSEP
DASAR
1.
Pengertian
Diare
adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekwensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair. (suriadi dan Rita Yulianni, 2006:80)
Diare
adalah : Tinja yang mengikuti bentuk wadahnya. Diare akut secara arbitrer
didefinisikan sebagai keluarnya satu atau lebih tinja diare per hari selama
kurang dari 14 hari. (Abraham M. Rudolph
2007 : 1142)
Diare
adalah mukosa lambung dan usus halus yang menyebabkan meningkatnya frekuensi
BAB dan berkurangnya konsistensi feses. (dr. Taufan Nurroho : 2011: 51)
Diare
adalah kondisi dimana terjadi frekwensi defekasi yang abnormal (lebiih dari 3
kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gr/hari) dan konsistensi
(faeces cair). (Brunner dan Suddart, 2002:1093)
Jadi
Saya simpulkan bahwa diare dapat diartikan sebagai suatu kondisi, buang air
besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali atau lebih yang terjadi dalam waktu
sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai
darah atau lender.
2.
Anatomi
fisiologi
a. Rongga Mulut
Rongga mulut adalah pintu masuk saluran
pencernaan. Fungsi rongga mulut:
1.
Memberi
makan
2.
Mengerjakan pencernaan pertama dengan jalan
mengunyah
3.
Untuk
berbicara
4.
Bila
perlu. Digunakan
untuk bernafas.
b.
Esophagus
Esophagus
adalah yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung, yg letaknya dibelakang
trakea yg berukuran panjang +- 20-25 cm dan lebar 2 cm.
Fungsi dari esophagus adalah:
1) Menghantarkan bahan yang dimakan dari faring
ke lambung.
2) Tiap2 ujung
esophagus dilindungi oleh suatu sphingter yang berperan sebagai barier terhadap
refleks isi lambung kedalam esophagus
c. Lambung
Fungsi dari
lambung:
a)
Menampung makanan, menghancurkan dan
menghaluskan oleh peristaltic lambung dan getah lambung.
b)
Getah
cerna lambung yang dihasilkan :
- Pepsi, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino
(albumin dan peptone)
- Asam garam (HCl), fungsinya mengasamkan makanan dan
membuat suasana asam pada pepsinogen menjadi pepsin.
- Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan
membentuk kasein dan dari karsinogen (karsinogen dan protein susu)
- Lapisan lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi
asam lemak yang marangsang sekresi getah lambung.
Pencernaan
Mekanis pada lambung:
Pencernaan
mekanis disebabkan oleh otot2 dinding lambung terdiri atas otot polos yang
terbentuk memanjang, melingkar, dan serong. Kontraksi otot lambung tsb
mengakibatkan bolus yang masuk kedalam lambung diaduk dan diremas-remas
sehingga menjadi lembut.
Pencernaan
Kimiawi pada lambung
Kelenjar
lambung mengeluarkan secret yaitu cairan penting, getah lambung, getah ini
adalah cairan asam bening tak berwarna mengandung 0,4 % asam klorida (HCl),
yang mengsamkan semua makanan dan bekerja sebagai zat antiseptic dan
desinfektan membuat banyak mikroorganisme yang ikut masuk bersama makanan,
tidak berbahaya dan menyediakan lingkungan untuk pencernaan makanan protein.
Enzim pencernaan yang
terdapat dalam getah lambung:
1) Pepsin yang bersumber dari shief sell
lambung yang memecahkan protein menghasilkan proteosa, peptone dengan pH
optimal 1,5-2,5 dengan volume sekresi 2-4 liter/hari.
2) Lambung lipase, bersumber dari
lambung yg memecahkan lemak dengan menghasilkan asam lemak gliserida.
d. Usus Halus
Adalah tempat
berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Setelah
ini lumen meninggalkan usus halus tidak terjadi lagi pencernaan walaupun usus besar dapat menyerap
sejumlah kecil garam dan air. Dengan panjang sekitar 6,3 m (21 kaki), diameternya
kecil yaitu 2,5 cm/1 inci.
Bergulung didalam rongga abdomen dan terlentang dari
lambung sampai usus besar. Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu:
1)
Duedenum
(20 cm/8 inci)
·
Duodenum
disebut jga usus dua belas jari
·
Bagian
pertama usus halus yang terbentuk sepatu kuda.
·
Bermuara
dua saluran : saluran getah pancreas dan saluran empedu.
2)
Jejenum
(2,5 m / 8 kaki)
·
Disebut
juga usus kosong
·
Menempati
2/5 sebelah atas dari usus halus yang selebihnya
·
Terjadi
pencernaan secara kimiawi
·
Pencernaan
diselesaikan
·
Menghasilkan
enzim pencernaan
3)
Ileum
(3,6 m/12 kaki)
·
Ileum
disebut juga usus penyerapan
·
Menempati
3/5 akhir
·
Penyerapan
sari-sari makanan
Dinding
usus halus:
1)
Dinding
lapisan luar
Membran
Serosa, lapisan yang membalut usus dengan erat.
2)
Dinding
Lapisan berotot
-
Dua
lapisan serabut
-
Lapisan
luar serabut longitudinal
-
Lapisan
dalam serabut sirkuler
-
Diantara
lapisan terdapat pembuluh darah dan limfa
3)
Dinding
Sub Mukosa
-
Jaringan
Areolar
-
Fleksus
saraf, fleksus Meisser
4)
Dinding
Mukosa Dalam
-
Seperti
jala, menambah luasnya permukan sekresi dan penyerapan
-
Banyak
lapisan lieber kuhn. Kelenjar sederhana yang diselimuti epithelium silindris
Getah Usus Halus, Yang menyempurnakan pencernaan :
-
Enterikinase
: menggiatkan enzim proteolitik yang berasal dari getah pancreas
-
Erepsin
: Menyempurnakan protein yang telah diubah yaitu polipeptida dijadikan sebagai
asam amino.
Fungsi Usus Halus
Mencerna dan menyerap “khime” dari
lambung. Digerakkan oleh serangkaian gerakan peristaltic yang cepat, ada juga
gerakan segmental.
Fungsi utama usus halus:
1) Untuk
menyimpan bahan sebelum defekasi
2) Selulosa
dan bahan2 lain dalam makanan yg tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar
feses dan membantu mempertahankan pengeluaran tinja secara teratur karena
berperan menentukan volume isi colon.
e. Usus Besar
Usus besar terdiri dari
Colon, yang membentuk sebagian usus besar, tidak bergulung-gulung seperti usus
halus. Terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1.
Asenden
2.
Transversum
3.
Desenden
Bagian
akhir dari colon desenden terbentuk huruf S, yaitu colon sigmoid. Sekum,
membentuk kantung buntu dibawah taut antara usus halus dan usus besar dikantup
ileasekum. Apendiks, tonjolan kecil mirip jari didasar sekum (jaringan lymphoid
yang mengandung limposit), Rektum, berbentuk lurus (anus).
Mekanisme
Usus Besar
Sewakrtu
makanan masuk kelambung, terjadi gerakan masa dikolon yang terutama disebabkan
oleh refleks gastro colon, yg diperantai oleh gastrin dari lambung kekolon oleh
saraf otonom eksentrik. Refleks gastro colon mendorong isi colon kedalam rectum
dan memicu refleks defekasi. Feses dikeluarkan oleh refleks defekasi.
Sewaktu gerakan massa dikolon mendorong
isi kolon kedalam rectum dan terjadi peregangan kemudian merangsang reseptor
regang didinding rectum dan ememicu refleks defekasi. Refleks ini disebabkan
oleh spingter anus internus (yg terdiri otot polos) untuk melemas dan rectum
serta kolon sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila spingter anus
ekaternus (otot rangka) untuk melemas, terjadi defekasi. Dan dibantu oleh
gerakan mengejan volunteer yang melibatkan kontraksi simultan otot2 abdomen dan
ekspirasi paksa dengan glottis tertutup. Manuver ini menyebabkan peningkatan
tekanan intra abdomen yg membantu pengeluaran feses.
Perjalanan Makanan di Usus Besar
Ileum mengabsorsi air apendiks diendapan
selama 4 jam di caecum diendapkan di asenden (gerakan naik) selama 7-8 jam 6-18
jm colon transversum (gerakan lurus) 9-20 jam colon desenden selama 12-24 jam
colon sgmoid rectum. Dicaecum terjadi reabsorpsi selama 4-12 jam kemudian ada
bakteri yang membusukkan makanan yang memfermentasi.
f. Rektum
dan Anus
Rektu,
terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor (usus besar)
dengan anus. Terletak dalam rongga pelvis didepan osakrum dan askoksigis.
Panjang 10 cm terbawah dari usus tebal.
Anus
adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia
luar (udara luar). Anus ini terletak didasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh
tiga spinter, yaitu:
1) Spinter
Ani Internus yang bekerja tidak menurut kehendak
2) Spinter
Levator Ani yang bekerja tidak menurut kehendak
3) Spinter
Ani Eksternus yang bekerja bekerja menurut kehendak
3.
Etiologi
Menurut
Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (2008), ditinjau dari sudut patofisiologi,
penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
A. Diare
sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
1)
Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen
seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium
perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan
bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas,
terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa
dingin, alergi dan sebagainya.
2)
Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol
bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan
jamur terutama canalida.
B. Diare
osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
1)
malabsorpsi
makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.
2)
Kurang kalori protein.
3)
Bayi
berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (2007), penyebab diare dapat
dibagi dalam beberapa faktor yaitu:
a.
Faktor infeksi
1)
Infeksi enteral
Merupakan
penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus
(enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus,
astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris,
strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas
homunis) jamur (canida albicous).
2)
Infeksi parenteral ialah infeksi diluar
alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA)
tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.
b.
Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
c.
Faktor makanan
d.
Faktor psikologis
4.
Manifestasi
klinik
Frekuensi defekasi
meningkat bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan dalam fases.
Tanda gejalanya yaitu :
1. Pasien
mengeluh kram perut
2. Distensi
3. Gemuruh
usus (borborigimus)
4. Anareksia
5. Dan
haus
5.
Patofisiologi
cairan pindah adenosisn ulserasi absorbsi < HCI
-
Perubahan
pola eliminasi
Kekurangan vol. Cairan & elektrolit
Kehilangan
cairan kehilangan
elektrolilit
o
Diinrtositas dehidrasi
·
Turgorit
·
Ubun
– ubun & mata cekung
·
Mukosa kering
·
BB
o
Di intra vaskual hipovolemi
:
·
Beban jantung hipotensi
·
Stroke volume HR
·
Kekentalan darah HCT
·
Perfusi jaringan RR & HR
·
Syok
hipovolemik
·
Asidosis
metabolik
·
Kembung
·
Perubahan
aktivitas listrik jantung
(dr.
Taufan Nugroho, 2011:53)
6.
Pemeriksaan
penunjang
a. Diare
akut
-
Kultur tinja
-
Pemeriksaan tinja rutin
-
Bila perlu analisis gas darah /
elektrolit
b. Diare
kronik
-
Analisis tinja, darah tepi, elektrolit
darah, kultur tinja, dll
(dr. Taufan Nugroho,
2011:54)
7.
Komplikasi
Komplikasi GEA yang
paling penting adalah dehidrasi, dan aspek yang paling penting adalah
rahidrasi.
(jack insley, 2005 :
31)
8.
Penatalaksanaan
medis
Strategi
pengobatan adalah: strategi untuk mengevaluasi bayi atau anak dengan diare anak
yaitu dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit organik yang dapat diobati. (Abraham
M. Rudoloph, 2007 : 1146)
1)
Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan,
jumlah pemberiannya.
a)
Cairan per oral
b)
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan
peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa.
Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l.
Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium
50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan
tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan
sukrosa.
c)
Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami
dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:
1)
Untuk
anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
·
1 jam
pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts
atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
·
7 jam
berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts
atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
·
16
jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan
berat badan 10-15 kg
·
1 jam
pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
3)
Untuk
anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
·
1 jam
pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit
(1 ml=20 tetes).
·
7 jam
berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
·
16
jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
4)
Untuk
bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
·
Kebutuhan
cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 g(4
bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½
%.
·
Kecepatan
: 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8
tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
5) Untuk bayi berat badan lahir rendah
·
Kebutuhan
cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
B.
Proses
Keperawatan
Proses keperawatan : metode dimana suat Konsep
diterapkan dalam praktik keperawatan . (Nursalam, 2008 : 1)
1.
Pengkajian
Pengkajian adalah
tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data
yang sistematis dari beragai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien. (Nursalam, 2008 : 29)
1. Identitas
klien
2. Riwayat
keperawatan. Awal serangan : awalnya anak cengeng, gelisa, suhu tubuh
meningkat, anoroksia, kemudian timbul diare.
3. Keluhan
utama : fases semakin encer muntah bila kehilangan banyak air dan elektrolik
terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun ubun-ubun besar cekung,
turgokulit kering, bibir kering, BAB lebih dari 4 kali dengan konsentensi
4. Riwayat
kesehatan masa lalu
5. Riwayat
penyakit yang di derita, riwayat pemberia imunusasi
6. Riwayat
psikososial keluarga : dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri
maupun bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak engetahui
prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya
7. Kebutuhan
dasar
a.
Pola liminasi : akan menhalami perubahan
yaitu BB lebih dari 4 kali sehari. BAK sedikit atau jarang
b.
Pola nutrisi : diawali dengan mual ,
muntah, anopreksia, menyebabkan penurunn BB pasien
c.
Pola tidur dan istirahat terganggu
karena adanya distesi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman
d.
Pola hygene : kebiasaan mandi setiap
harinya
e.
Aktvitas :akan terganggu karena kondisi
tubuh yang lemah dan adanya nyreri akibat distensi abdomen
8.
Pemerikasaan
fisik
a. Pemeriksaan
psikologi: keadaan umum tanpak lemah, kesadaran komposnentis sampai koma, suhi
tubuh tinggi nadi cepat dan lemah, pernafasan agak cepat
b. Pemeriksaan
sistematik :
1. Inspeksi
: mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lender, mulut dan bibir kering,BB
menurun, anus kemerahan.
2. Perkusi
: adanya distensiabdomen
3. Palpasi
: turgor kulit kurang elastic
4. Auskultasi
: terdengarnya bising usus
c.
Pemeriksaan tumbuh kembang pada anak
diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga BB menurun.
d.
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan tinja,
darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif
2.
Diagnosa
keperawatan
Diagnosa
keperawatan adalah : salah satu tahap proses keperawatan yaitu mengidentifikasi
masalah kesehatan klien yang dapat diatasi (ditangani, dikurangi, atau diubah)
melalui intervensi dan manajemen keperawatn.
(Nursalam,
2008:167)
Diagnose
keperawatan yang mungkin muncul pada pasien GEA
adalah :
1. Kurang volume cairan berhubungan
dengan kehilangan GI berlebihanmelalui feses atau emesis.2.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengankehilangan cairan melalui diare, masukan yang
tidak adekuat.3.
3. Risiko tinggi infeksi
berhubungan dengan mikroorganisme yangmenembus saluran gastrointestinal.4.
4. Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan iritasi karena diare.5.
5. Cemas/takut berhubungan dengan
perpisahan dengan orang tua,lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan
stress
6. Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang pengetahuan.
3.
Rencana Keperawatan
Perencanaan
adalah : salah satu tahap dari proses keperawatan yang meliputi proses
penentunakan klien prioritas dan metode yang akan diguntuk penyelesaian masalah
kesehatan klien. (Nursalam, 2011:175)
Diagnosa
Keperawatan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan melalui feses atau emesis.
Sasaran
pasien1: Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi
adekuat.
|
1. Beri
larutan rehidrasi oral (LRO). Beri LRO sedikit tapi sering, khususnya bila anak muntah.
2. Berikan
dan pantau cairan IV sesuaiketentuan.
3. Beri
agens antimikroba sesuai ketentuan.
4. Setelah
dehidrasi, berikan diet regular pada anak sesuai toleransi.
5. Ganti
LRO dengan cairan rendah natrium seperti air, ASI, formula bebas-laktosa, atau formula yang mengandung
setengah laktosa.
6. Pertahankan
pencatatan yang ketat terhadap masukan dan keluaraga (urin, feses, dan
emesis). Pantau berat jenis urin setiap 8 jam atausesuai indikasi.
7. Timbang
berat badan anak.
8.Kaji
tanda-tanda vital, turgor kulit,membrane mukosa, dan status mental setiap 4
jam atau sesuaiindikasi.
9. Hindari
masukan cairan jernih seperti jus buah, minuman berkarbonat,dan
gelatin.
10.
Instrusikan keluarga
dalammemberikan terapi yang tepat,pemantauan
masukan dan keluaran dan mengkaji tanda-tanda dehidrasi
|
1.
Untuk
rehidrasi dan penggantian kehilangan cairan melalui feses.Karena muntah, jika
muntah itu hebat, bukanlah kontraindikasi untuk
penggunaan LRO.
2.
Untuk
dehidrasi hebat dan muntah.
3.
Untuk
mengobati patogen khusus yang menyebabkan kehilangan cairanyang berlebihan.
4.
Penelitian
menunjukkan pemberian ulang diet normal secara dini bersifat menguntungkan untuk
menurunkan jumlah defekasi dan penurunan berat badan serta pemendekan
durasi penyakit.
5.
Mempertahankan
terapi cairan.
6.
Mengevaluasi
keefektifan intervensi.
7.
Untuk mengkaji
hidrasi.Untuk mengkaji dehidrasi.
8.
Untuk mengkaji
hidrasi.
9.
Karena cairan
ini biasanya tinggikarbohidrat, rendah elektrolit danmempunyai
osmolalitas tinggi.
10. Untuk
menjamin hasil optimum dan memperbaiki kepatuhan terhadap aturan terapeutik.
|
2.
Perubahan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan
dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.Sasaran
1: Pasien mengkonsumsi nutrsi yang adekuat untuk mempertahankanberat badan yang sesuai dengan usia
|
1. setelah
dehidrasi,instrusikan ibu menyusui untuk melanjutkan pemberian ASI.
2. Hindari
pemberian diet dengan pisang,beras, apel,
dan roti panggang atauteh.
3. Observasi
dan catat respon terhadap pemberian makan Instrusikan keluarga dalam memberikan
diet yang tepat.
4. Gali
masalah dan prioritas anggota keluarga
|
1. Karena
hal ini cenderug mengurangikehebatan
dan durasi penyakit.
2. Karena
diet ini rendah dalam energi danprotein terlalu tinggi dalam karbohidrat dan
rendah elektrolit.
3. Untuk
mengkaji toleransi pemberianmaka n Untuk
meningkatkan kepatuhanterhadap program terapeutik.
4. Untuk
memperbaiki kepatuhan terhadapprogram terapeutik
|
3. Risiko
tinggi infeksi berhubungan denganmikroorganisme yang menembus saluran
gastrointestinal.Sasaran 1: pasien (orang lain) tidak menunjukkan tanda
infeksi gastrointestinal
|
1. Implementasikan
isolasi substansitubuh atau praktek pengendalian infeksi Rumah Sakit,
termasuk pembangunan fases dan pencucian
yang tepat, serta penanganan specimen yang tepat.
2. Pertahankan pencucian tangan yangbenar.
3. Pakaikan popok dengan tepat.
4. Gunakan
popok sekali pakai.
5. Upayakan untuk mempertahankan bayi dan
anak kecil dari menempatkan tangan dan objek dalam area terkontaminasi.
6. Ajarkan
anak bila mungkin tindakan perlindungan seperti pencucian.
|
1. Untuk
mencegah penyebaran
infeksi.
2. Untuk
mengurangi resiko penyebaran infeksi. Resiko
3. Untuk
mengurangi kemungkinan
penyebaran
feses.
4.
Super
absorbent untuk Menampung
feses
dan menurunkan kemungkinan
terjadinya dermatitis
popok.
5. Untuk
mencegah penyebaran
Infeksi
6. .Untuk
mengurangi resiko penyebaran interaksi
|
4. Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan iritasikarena
diare.Sasaran 1: Kulit pasien tetap utuh.
|
1. Ganti
popok dengan sering.
2. Bersihkan
bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak, non alkalin,dan air atau celupkan
anak dalam bak untuk pembersih yang lembut.
3. Beri
salep seperti seng oksida (tipesalep data bervariasi untuk setiap anak dan
memerlukan periode percobaan).
4. Pajankan
dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika mungkin
5. Berikan
salep pelindung pada kulit yang sangat teriritasi atau kulit terekskoriasi.
6. Hindari
menggunakan tissue basah yang dijual
bebas yang mengandung alcohol pada kulityang terekskoriasi.
7. Observasi bokong dan perineum akan adanya
infeksi, seperti Candida.
8. Berikan
obat anti jamur yang tepat.
|
1. Untuk
menjaga agar kulit tetap bersih dan
kering.
2. Karena
feses diare sangat mengiritasikulit.
3. Untuk
melindungi kulit dari iritasi.
4. Untuk
meningkatkan penyembuhan.
5. Untuk memudahkan penyembuhan.
6. Karena akan menyebabkan rasa menyengat.
7. Sehingga
terapi yang tepat dapat dimulai.
8. Untuk
mengobati infeksi jamur kulit.
|
5.
Cemas/takut
berhubungan dengan perpisahan denganorang tua, lingkungan tidak dikenal,
prosedur yang menimbulkan stress.Sasaran pasien 1: Pasien menunjukkan
tanda-tanda kenyamanan
|
1. Beri
perawatan mulut dan empeng untuk bayi.
2. Dorong
kunjungan dan partisipasi keluarga dalam
perawatan sebanyak yang mampu dilakukan keluarga.
3. Sentuh, gendong, dan bicara pada anak sebanyak
mungkin.
4. Beri
stimulasi sensoris dan pengalihan yang
sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kondisinya.
|
1. Untuk
memberikan rasa nyaman.
2. Untuk mencegah stress yang berhubungan dengan perpisahan
3. Untuk
memberikan rasa nyaman dan menghilangkan
stress.
4. Untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal.
|
6. Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang pengetahuan .Sasaran
1: Keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya serta memberikan
perawatan.
|
1. Berikan
informasi kepada keluarga tentang penyakit anak dan tindakan terapeutik.
2. Bantu
keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan
dukungan kepada anak.
3. Izinkan
anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak yang mereka inginkan.
4. Instrusikan
keluarga mengenai pencegahan. Atur
perawatan kesehatan pasca hospitalisasi.
5. Rujuk
keluarga pada lembaga perawatan kesehatan
komunitas
|
1. Untuk
mendorong kepatuhan terhadap program terapeutik, khususnya jika sudah berada di rumah.
2. untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga.
3. Untuk
mencegah penyebaran infeksi.
4. Untuk
menjamin pengkajian dan pengobatan yang
kontinu.
5. untuk pengawasan perawatan di rumah sesuai kebutuhan.
|
(Suriadi
& Yuliani R, 2001 : 110-114)
C. Evaluasi
1.
voleme cairan dan elektrolit kembali normal sesuai
kebutuhan
2.
Kebutuhan
nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
3.
Integritas
kulit kembali noprmal.
4.
Rasa nyaman terpenuhi
5.
Pengetahuan keluarga meningkat
6.
Cemas pada
klien teratasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A.
Tinjauan Kasus
I. Pengkajian
1. Identitas Klien dan Keluarga
a.
Identitas Klien
Nama : An. B
Umur : 2 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan :
-
Pekerjaan : -
bangsa : Indonesia
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Alamat : Bandung
Tanggal Masuk :
23 september 2012 jam 17: 00 wib.
Tanggal Pengkajian : 25 september 2012 jam 22.00 wib.
Diagnosa Medis :
Diare
No. RM :
Dokter Penanggung jawab : -
b.
Identitas Keluarga
1)
Nama Ayah : Tn. T
Umur :
33 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Suku bangsa : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :Bandung
2)
Nama Ibu : Ny. S
Umur :
31 Tahun
Agama :
Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku bangsa : Indonesia
Jenis Kelamin : Prempuan
Alamat : Bandung
c.
Saudara
Tabel 3.1
Anak Ke
|
Nama
|
Umur
|
Pendidikan
|
Jenis Kelamin
|
1
|
An. D
|
15thn
|
Smp
|
Prempuan
|
2
|
An. B
|
2thn
|
-
|
Laki – laki
|
d.Genogram
![]() |
![]() |


![]() |
:
Perempuan
![]() |
:
Anak
![]() |
:
Klien
-------- : Tingggal dirumah



![]() |
:
meninggal
Keterangan
: pasien adalah anak ke dua dari dua bersaudara dan tinggal bersama kedua orang
tuanya dalam satu rumah.
e.
Alasan datang ke rumah sakit
1)
Keluhan Utama
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan diareh mencret-mencret dan
mual muntah.
2)
Riwayat kesehatan sekarang
Orang tua klien mengatakan mencret 5x/hari, dengan
konsistensi cair, dan mual muntah
3)
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Orang tua pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami
penyakit seperti ini, dan sebelumnya pasien pernah panas. Dan imunisasi lengkap
4)
Riwayat Imunisasi
Menurut ibunya pasien An. B waktu bayi selalu di
imunisasi lengkap.
5)
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Riwayat pekembangan baik, berat badan 8,2 kg dan
pasien belum dapat makan dan minum sendiri.
6)
Riwayat sosial
Orang tua pasien mengatakan keadaan keluarga saat ini baik,
di lingkungan di rumah baik. Biaya perawatan di rumah sakit ini askes
7)
Riwayat Persalinan
Menurut ibunya, waktu melahirka di rumah sakit dan tidak mengalami hambatan apapun. Dengan
berat badan 3000gr, menagis ketika keluar.
8)
Keadaan Kesehatan Keluarga
Di
dalam keluarga tidak ada yang sakit dan tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai penyakit keturunan baik asma, DM dll
9)
Keadaan Psikologis
Ibu pasien mengatakan jika anak nya sakit An. B menangis
hingga ibu pasien dan keluarga merasa cemas.
1)
Pola nutrisi
Pada saat di rumah sakit klien hanya makan 2 sendok bubur, BB
sakit 8 kg, BB sewbelum sakit 9.5 kg. Ibu klien mengatakan klien tidak mau
makan dan nafsu makan berkurang. Ibu klien mengatakan klien suka membeli jajanan di warung.
2)
Pola eliminasi
Ibu pasien mengatakan Frekuensi BAB saat di 1-2x sehari dengan
konsentrasi lembek. Dan sudah 5x lebih defekasi di rumah sakit dengan konsentrasi
cair . klien BAK 4/ hari, warna urin kuning jernih tidak keluhan saat berkemih.
Toilet tryning belum bisa mandiri, masih di bantu orang tuanya.
3)
Pola aktivitas
pasien hanya berbaring di tempat tidur di dampingi oleh ibunya. Ibu
pasien mengatakan, kalo di rumah pasien aktif bermain sendiri kadang dengan
mainan yang ada di rumah.barsama keluarga. Pasien belum masuk sekolah.
4)
Pola tidur
Ibu pasien mengatakan klien tidur di siang hari sekitar 2 jam, dan
tidur di malam hari selama 8 sampai 10 jam. Tidak ada gangguan tidur yang di
alami oleh pasien.
5)
Personal hygiene
Ibu pasien mengatakan kalo
di rumah pasien mandi sebanyak 2 kali sehari dengan menggunakan sabun batang
sekalian sikat gigi dan mencuci rambutny dengan sampo. Tetapi selama di rumah
sakit pasien belum pernah mandi sama sekali.hanya dielap dengan air hangat saat
pagi hari.
a.
Pemeriksaan fisik
TD : -
N : 100x/menit
S :37,5 C
R :27X / menit
1)
Keadaan Umum
Cm
2)
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 80/60 mmHg
Suhu : 37,5°C
Nadi : 100X/menit
Respirasi : 27X/menit
BB :
8,2 Kg
3)
Pemeriksaan fisik
1.
Data umum
Kesadaran pasien compos menthis dan kondisi umum pasien
lemah dan menangis.
2.
Integument
Warna kulit pasien putih , turgor kulit
lambat
3.
Kepala dan leher
Lingkar kepala 4,6 cm, warna rambut hitam,
bersih tidk ada benjolan, bentuk kepala simetris.
4.
Telinga
Bentuk telinga
simetris, bersih
5.
Mata
Pasien dapat melihat, bentik mata simetris
sclera ikterik, konjungtiva anemis, mata cekung.
6.
Mulut dan hidung
Bentuk biibir simetris, tidak sianosis,
bentuk hidung simetris
7.
Thorak dan paru
Bentuk dada simetris,tidak ada retraksi,
tidak terdapat nyeri tekan, frekuensi nafas 27x/mnt
8.
Kardiovaskuler
CRT > 2 detik,
konjungtiva anemis, akral hangat
9.
Abdomen
Perut simetris, tidak terdapat nyeri tekan,
BU 10x/mnt.
10.
Genitourinaria
dan reproduksi
BAK 4x/hari, tidak
terpasang kateter
11. Muskoloskeletal
Bentuk
tangan simetris, tidak ada massa, kekuatan

Terpasang
Infus RL pada ektremitas kanan, tidak ada fraktur,dan kelainan pada postur
tubuh.
f.
Neurologi
a.
Nerves I (Olfactorius) : Klien dapat mencium bau – bauan
b.
Nerves II (Optikus) : Lapang pandang normal
c.
Nerves III (Okulomotorius) : Pergerakan bola mata normal, reflek
pupil normal
d.
Nerves IV (Trokealis) : Pergerakan bola mata ke bawah normal
e.
Nerves V (Trigeminus) : Pergerakan tulang rahang normal
·
Optalmikus : klopak mata bergerak normal
·
Maksilaris : Gigi tumbuh dengan normal
·
Mandibularis : Gerakan dagu normal
f.
Nerves VI (Abdusen) : Gerak lateral bola mata normal
g.
Nerves VII(Facialis) : Klien dapat tersenyum, menangis
h.
Nerves VIII (Vestibulotrokealis) : klien mendengar suara dengan
baik
i.
Nerves IX (Glasofaring) : Klien dapat menelan
j.
Nerves X (Vagus) : Klien dapat merasakan makanan.
k.
Nerves XI (Assesoris) : Gerak Ektremitas normal
l.
Nerves XII (Hipoglosus) : klien dapat berkomunikasi verbal
2.
Analisa Data
Tabel 3.2 Analisa
Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
1.
|
DS :
DO :
|
-
Orang tua pasien mengatakan pasien mencret-mencret
5x/hari
-
Pasien terlihat lemah
-
Konjungtiva anemis
-
Turgor kulit lambat
-
Mata cekung
|
Makanan
atau zat yang tidak diserap oleh usus
↓
Tekanan
osmotic dalam rongga usu meningkat
↓
Terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus
↓
Isi
rongga usus berlebihan
↓
Merangsang
rongga usus yang berlebihan
↓
Diare
|
Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit berhubungan dengan diare
|
2.
|
DS :
DO :
|
-
Ibu pasien mengatakan nafsu makan berkurang.
-
BB 8,2 kg
-
Mual Muntah
-
BAB sering dengan konsistensi cair
-
makan tidak habis(1/2 piring)
|
Peningkatan
paristaltik Usus
↓
Kesempatan
usus untuk mengabsorpsi nutrisi berkurang
↓
Tubuh
mengalami kekurangan Nutrisi
↓
Sel
mengalami kekurangan nutrisi
↓
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorpsi
nutrisi dan peningkatan peristaltic usus.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
3.
|
DS :
DO :
|
-
Keluarga mengatakan cemas dan kawatir terhadap An. B
|
Adanya penyakit
↓
Ketidaktahuan
dalam proses merawat
↓
Kurangnya
informasi tentang penyakit diare
↓
Cemas
|
Gangguan rasa
aman: cemas.
|
I.
Diagnosa
Keperawatan
a. Gangguan
cairan dan eletrolit b.d diare dan mual muntah di tandai dengan kreteria :
DS :
DO :
|
-
. Orang tua pasien mengatakan pasien mencret-mencret
5x/hari
-
Pasien terlihat lemah
-
Konjungtiva anemis
-
Turgor kulit lambat
-
Mata cekung
|
b.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan absorpsi nutrisi dan peningkatan peristaltic usus.,
yang ditandai dengan:
DS :
DO :
|
-
Ibu pasien mengatakan nafsu makan An. B berkurang.
-
BB 8,2 kg
-
Mual Muntah
-
BAB sering dengan konsistensi cair
makan tidak
habis(1/2 piring)
|
c.
Gangguan rasa aman: cemas, yang ditandai dengan:
DS :
DO :
|
-
Keluarga mengatakan cemas dan kawatir terhadap An. B
|
II.
Prioritas Masalah
a.
Kekurangan volume Cairan Eletrolit
b.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
c.
Gangguan rasa aman cemas
III.
Rencana
Keperawatan
|
Nama : An. B
Umur : 2 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
rencana keperawatan
tabel 3.3
No
|
Diagnosa keperawatan
|
Perencanaan
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
||
1
|
a. Gangguan
cairan dan eletrolit b.d diare dan mual muntah di tandai dengan kreteria :
DS :
-
. Orang tua pasien mengatakan pasien mencret-mencret
5x/hari
-
DO :
-
Pasien terlihat lemah
-
Konjungtiva anemis
-
Turgor kulit lambat
Mata cekung
|
Setelah di
lakukan tindakan keprawatan selama 2x24 jam volume cairan terpenuhi,dengan
kriteria :
-
BAB Normal (1-2x sehari)
-
Konsistensi feses lembek
-
Mukosa bibir lembab
-
Keien terliahat segar
-
Turgor kulit baik
-
BU 8X /menit
|
-
Pantau tanda dan gejala kekuranagan cairan elektrolit
-
Pantau intake dan output
-
Timbang BB pasien
-
Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak
ke pada anaknya
-
Pemberian cairan oral maupun lewat infuse sesuai
dengan kebutuhan. Klaborasi dengan dokter
-
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
therapi .
|
-
Untuk mengetahui cairan yang hilang
-
Memonitor cairan yang masuk dan keluar
-
Mengganti cairan yang hilang secara oral
-
Mempertahankan BB
-
Mengganti cairan elektrolit secara ade kuat
dan cepat
|
2
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorpsi
nutrisi dan peningkatan peristaltic usus., yang ditandai dengan kreteria :
DS:
-
Ibu pasien mengatakan nafsu makan An. B berkurang.
-
Mual muntah
DO :
-
BB 8,2 kg
-
Muntah
-
BAB sering dengan konsistensi cair
makan tidak
habis(1/2 piring)
|
Setelah di
lakukan tindakan keprawatan selama 2x24 jam nutrisi dapat terpenuhi, dengan
kriteria :
-
Makan satu porsi abis
-
Nafsu makan meningkat
-
Pasien tidak lemas
-
kenaikan BB
|
-
Timbang BB
-
berikan makanan yang di sukai
-
berikan makanan sedikit tapi sering
-
Hindari makanan yang tinggi serat
|
-
Mengetahui kenaikan BB
-
Mengurangi rasa kurang nafsu makan
-
Untuk lebih nyaman
-
Makanan tinggi serat dapat memperparah diare
-
|
3
|
Gangguan rasa
aman: cemas, yang ditandai dengan :
-
DS : Keluarga mengatakan cemas dan kawatir terhadap
An. B
-DO :
|
Setelah di lakukan tindakan keprawatan
selama 2x24 jam rasa cemas dan takut hilang, dengan kriteria :
-
Anak tidak rewel, menangis
-
Keluarga tidak merasa cemas
|
Jelaskan
setiap prosedur yang akan di lakukan pada orang tua dan anak
-
menjelaslan kondisi anak, alasan pengobatan
dan perawatan
-
Ajarkan keluarga untuk perawatan kesehatan di
rumah
-
|
-
Agar keluarga mengetaui tindakan apa saja yang
sudah di lakukan
-
mengetahui kondisi anaknya sekarang
-
Orang tua dapat mengerti perawatan kesehatan
saat di rumah.
-
Rasaa cemas orang tua pasien berkurang dan dapat teratasi
|
4
HHJH
|
IV.
Implementasi
dan evaluasi atau catatan perkembangan
Tabel 3.4
Implementasi dan evaluasi
no
|
Tanggal
|
Diagnosa
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Tanda tangan
|
1
|
25 september 2012
|
Gangguan cairan dan eletrolit b.d diare
|
Pukul : 09. 00
-
Observasi ttv : s: 36, 8 cc.
-
Menganjurkan pasien banyak istirahat
-
Mengobservasi frekuensi BAB klien, BAB sudah 3x
dengan konsistensi tidak terlalu encer
-
Menganjurkan banyak minum sedit tapi sering
-
Kolaborasi pemberian therapi dengan dokter
|
Pukul : 14.00
S : Ibu klien mengatakan klien
sudah BAB 5x dengan konsistensi tidak terlalu encer.
O :
-
Klien BAB konsistensi tidak terlalu encer.
-
Membran mukosa bibir kering.
-
Turgor kulit jelek
-
Klien masih terlihat lemas.
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
|
Ttd
Zaenal aripin
|
2
|
25 september 2012
|
nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorpsi nutrisi dan
peningkatan peristaltic usus.
|
Pukul : 09.00
-
Manimbang BB 8.2kg
-
Memonitor intake dan out put pasien : pasien
makan 2 sendok makan, minum 7 gelas, infus RL 500 cc dan BAB 3x
-
Menganjurkan minum air hangat ketika mual
-
Menganjurkan pada pasien untuk makanan sedikit tapi sering.
-
Menganjurkan pada orangtua klien supaya tidak
memberikan makanan yang mengandung serat seperti : buah-buahan dan sayuran
-
Kolaborasi dengan dokter untuk terapy diet..
|
Pukul : 14.00
S : ibu pasien mengatakan
masih tidak nafsu makan. Makan hanya dua sendok. Mual masih ada
O :
-
BB 8.2kg
-
Klien
terlihat lemas
-
Makan
hanya dua sendok
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
|
Ttd
Zaenal aripin
|
3
|
25 september 2012
|
Gangguan rasa aman: cemas
|
Pukul
: 09. 00
-
Melibatkan
orang tua klien pada saat melakukan tindakan terhadap klien.
-
Menggunakan
komunikasi teraupetik dengan cara memberikan senyuman sebelum melakukan
tindakan.
-
Menjelaskan
kepada ibu klien tentang kondisi klien, alasan pengobtan yang di berikan.
Mengajarkan kepada orang tua klien dalam
mengekpresikan rasa takut dan cemas.
|
Pukul : 14.00
S :
-
Ibu
klien mengatakn sudah tidak cemas lagi
O :
-
Ekperesi
orang tua klien tidak tegang
-
. rasa
khawatir terhadap anaknya (-)
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
|
Ttd
Zaenal aripin
|
V.
Implementasi
Nama :
An. B Register
:
-
Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat :
Bandung
Umur : 2 Tahun
Tabel 3.5
Implementasi
Hari/Tgl
Waktu
|
DP
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Paraf
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
Pukul, 14.00 WIB
|
Pukul, 17.00
WIB
|
|||||
26
september 2012
|
DX1
|
1
2
3
4
|
Kaji TTV
Suhu 36,8c
Anjurkan untuk minum banyak
sedikit tapi sring
Kolaborasi
dengan doctor untuk pelaksanaan terapi
|
S :
O :
A :
P :
|
-orang tua pasien mengatakan
mecret sudah berkurang 3x
-
Suhu 36,5c
-
Bibir Lembab
- Mata
sudah tidak cekung
- Mencret
(-)
Masalah teratasi sebagian.
Lanjutkan intervensi.
|
|
26 september 2012
|
DX2
|
1
2
3
|
Pukul, 14.00 WIB
Menimbang berat badan
Memberikan makanan yang bergizi
sedikit tapi sering
Memberikan asupan makanan sedikit
tapi sering
|
S :
O :
A :
P :
|
Pukul, 17.00
Keluarga
mengatakan bahwa An. B sudah mau makan
Tidak lagi
mual
An.B terlihat
sudah mau makan
Sudah ceria
bersama keluarga
Masalah
sebagian teratasi
Lanjutkan
intervensi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
Pukul, 14:00 WIB
|
Pukul, 17:00
WIB
|
|||||
25 september 2012
|
DX3
|
1
2
3
4
|
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang
factor kecemasan
Karena penyakit diare menyerang
anaknya untuk kedua kalinya.
memotivasi keluarga terhapad
keberhasilan tingkat kesembuhan klien An. B
rasa keluarga kawatirnya berkurang.
|
S :
O :
A :
P :
|
Keluarga
mengatakan tidak merasa Cemas (-)
Cemas (-)
Masalah teratasi.
Intervensi
dihentikan.
|
F
|
VI.
Catatan
Perkembangan
Nama : An. B Register
:
-
Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat :
Bandung
Umur : 2 Tahun
Tabel 3.6
Implementasi
Hari/Tgl
Waktu
|
Dp
|
Catatan
Perkembangan
|
Paraf
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
25 sep 2012
|
Pukul, 17.30
WIB
|
|||
DX1
|
S :
O :
A :
P :
I :
E :
R :
|
- Keluarga Klien mengatakan
mencret (-)
-
Suhu 36.5’c
Masalah teratasi sebagian.
-
Lanjutkan intervensi.
: Menganjurkan untuk banyak minum.
Klien minum sedikit tapi
sering
:kolaborasi dengan dokter
Therapy.
R2 : Antrain IV 3x 75 mg, Oralit Oral, Inf RL
IV (+)15 tts/mnt
Ibu pasien
mengatakan An. B Mencret (-).
Tidak ada
masalah baru.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Pukul, 17.30
WIB
|
||||
25 sep 2012
|
DX2
|
S :
O :
A :
P :
I :
E :
R :
|
Ibu pasien
mengatakan An. B masih tidak nafsu makan.
- Makan
- pasien
terlihat lemas.
Masalah teratasi sebagian.
Lanjutkan
intervensi.
: Anjurkan pasien
untuk banyak makan sedikit tapi
sering.
: pasien mau makan makanan yang di sukainya
: klaborasi dengan dokte
Ibu pasien
mengatakan sudah mau makan
Tidak ada
masalah baru. Masalah teratasi
|
B. Pembahasan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Asuhan
Keperawatan An. B Usia 2 tahun Dengan Gangguan Sistem Pencernaan: Diare Di
Ruang Anak (Ruang III) Di rumah sakit dustira cimahi tahun 2012. dari tanggal 23– 24 september 2012 Penulis banyak menemui berbagai keadaan
baik bersifat mendukung maupun menghambat. Asuhan keperawatan pada An. B
dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan evaluasi
sehingga menimbulkan kesenjangan antara teori dengan praktek. Adapun
pembahasannya sebagai berikut :
- Pengkajian
Kesenjangan data
antara teori dan proses adalah keadaan perasaan tidak enak badan, lesu, muntah,
nyeri, kepala pusing dan tidak bersemangat, namun pada klien ini ditemukan data
BAB mencret 5x/hari. Kunjungtiva anemis. Mata cekung. Bibir kering. Turgor
kulit kering.
Dalam tahap
pengkajian penulis menemukan faktor yang mendukung antara lain: keluarga pasien
bersedia diajak kerjasama, peralahan untuk pengkajian lengkap, petugas
kesehatan lainnya (petugas laboratrium, ahli gizi, dll), bersikap kooperatif,
sehingga penulis mendapatkan informasi yang berhubungan dengan masalah
kesehatan dan keperawatan pasien. Sedangkan faktor yang menghambat antara lain:
pasien selalu diam kadang menangis saat diajak bicara. menurut Ny. S ketika
pasien sehat An. B selalu mudah untuk berinteraks dengan orang lain.. Dengan
permasalahan ini penulis menggunakan pendekatan
yang lebih kepada Ny. S, yaitu dengan memberikan penjelasan kepada Ny. S
tentang pentingnya perawatan, pengoabatan dan diet yang harus diterapkan kepada
An. S karena dapat mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan. Selain
itu penulis melakukan pendektan kepada An. B dengan cara mengajak ngobrol,
mengajak becanda. Dengan ini penulis melakukan pengkajian secara fokus dan
dengan penuh kesabaran serta harus dilakukan secara berulang-ulang tidak
mengenal lelah dan putus asa.
- Diagnosa
Keperawatan
Penulis menemukan kesenjangan masalah kesehaan yang didapat
dari pengumpulan data, baik data subjektif maupun objektif, lalu dikelompokkan
atau dianalisa dan didapatkan masalah keperawatan, yaitu sebagai berikut :
a.
BAB yang berlebihan sampai 5x/hari mengakibatkan
kurangnya cairan.
b.
Nutrisi yang kurang.
c.
Gangguan rasa aman cemas.
Secara teoritis diagnosa yang muncul pada klien dengan Diare,
yaitu sebagai berikut :
1.
Gangguan cairan
dan eletrolit b.d diare dan mual muntah
2.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan absorpsi nutrisi dan peningkatan peristaltic usus.,
yang
3.
Gangguan rasa aman: cemas,
- Perencanaan
Penulis, dalam tahap
ini, menyusun rencana tindakan yang disesuaikan dengan permasalahan yang timbul
dengan tujuan untuk membantu klien dalam mencapai tindakan yang optimal dan
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia sesuai dengan hakekatnya. (hirarki Maslow)
- Pelaksanaan /
Implementasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan
perencanaan yang disusun adalah :
Diagnosa ke-1 :
Memberikan cairan baik oral ataupun lewat infuse, dan juga member obat sesuia
indikasi therapy dokter.
Diagnosa ke-2 : memberikan
makanan kepada anak sedikit tapi sering.
Diagnosa ke-3 : Memberi motivasi kepada keluarga An. B
tentang keberhasilan kesembuhan An. B
- Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi masalah pada An. B dapat diatasi,
diantaranya : Kekurangan volume cairan, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, Gangguan rasa aman cemas, Evaluasi ini diperoleh dari pengkajian kembali
penulis dalam membuat catatan perkembangan.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Penulis mampu
menjawab tujuan Bab 1 :
1.
Memperoleh pengalaman secara nyata
2.
Mampu melakukan pengkajian
3.
Menggunakan data
4.
Membuat rencana keperawatan
5.
Melakukan tindakan keperawatan
6.
Mengevaluasi tindakan
7.
Menemukan dan mengidentifikasi
8.
Mendokumentasi asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan pada An. B dengan gangguan sistem
pencernaan : GEA di Ruang Anak Rumah Sakit Dustira Cimahi-Jawa Barat yang
dilakukan pada tanggal 25 september 2012 dan penulis dapat mengambil kesimpulan
yaitu :
1.
Pengkajian
Mampu dalam melkukan pengkajian ke pada pasien An. B usia
toddler 2 tahun. dengan di temukanya data data pasien BAB
5x/hari, gangguan rasa mual muntah dan keluarga yang cemas akan anak nya. Orang
tua pasien mengatakan An.B BAB 5X/hari dan secara terus menerus dengan konsistensi BAB cair, dan pasien
menangis terus. Mukosa bibir kering. Ibu pasien merasa khawatir kepada anaknya
dengan kondisi anaknya yang tidak mau makan dan BAB cair saat di rumah dan di
rumah sakit.
2.
Diagnosa keperawatan
Mampu
melakukan diaagnosa keperaawatan Pada An. B Usia toddler 2 tahun dengan GEA.
Mampu untuk mengangkat masaalah masalah yang sedang terjadi, masalah yang di
temukan dalam pasien An. B ialah sebagai berikut :
1.
Gangguan cairan dan eletrolit b.d diare dan mual muntah
2.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan absorpsi nutrisi dan peningkatan peristaltic usus.
3.
Gangguan rasa aman: cemas
3.
Perencanaan
Mampu
melakukan perencanaan kepeda An. B usia
toddler 2 tahun dengan gastroenritis akut An.B.
4.
Pelaksanaan
Mampu
untuk melakukan pelaksanaan tindakan keperawatan yang di perlukan An.B usia
toddler 2 tahun dengan gastroenteritis akut An.B sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah tersusun.
5.
Evaluasi
Mampu
untuk melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada An. B usia 2
tahun dengan gastroenteritis akut yaitu
semua masalah keperawatan telah teratasi semua seperti kekurangan volume
cairan, perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan, kurang pengetahuan tentang
penyakit GEA dan resiko kerusakan integritas kulit.
a.
Mampu mendokumentasikan pada An. B usia 2 tahun dngan
gastroenteritis akut.
b.
Mampu mengurangi kesenjangan antara teori dan praktek
pada asuhan keperawatan pada An. B usia 2 tahundengan gastroenteritis akut.
saran
untuk keluarga pasien agar selalu memperhatikan cara pemberian makanan yang
baik, pemberian dan kebersihannya. Keluarga pasien harus pula memperhatikan
kebersihan lingkungan agar masalah diare tidak muncul kembali.
DAFTAR
PUSTAKA
Sutarni, Sri. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta. EGC.
WHO. 2009. Kesehatan
Lingkungan Anak. Jakarta. EGC.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Nursalam. 2001. Proses
dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Proses
dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta. Salemba medika.
Suriadi dan Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1. Jakarta. CV.
Sagung Seto.
Abraham M. Rudolph dan Julien I. E.
Hoffman. 2007.Buku Ajar Pediatri Rudolph . Jakarta. EGC.
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta. EGC.
www.google.com . sistem Pencernaan (Penelusuran
gambar).
Nugroho, Taufan dr. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Badah, Penyakit Dalam. Yogyakarta.
Nuha Medika.
Insley Jack. 2005. Vade-Mecum Pediatri. Jakarta. EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar